This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 12 Oktober 2013

Manfaat CD Pembelajaran untuk SD-SMP-SMA-SMK

Media mengajar yang paling dikenal di pelayanan anak sering disebut dengan istilah singkat, alat peraga. Media alat peraga dan benda sering disebut sebagai alat modern, karena kesadaran mengenai pentingnya memakai media mengajar dalam pelayanan anak masih baru. Melalui pemakaian alat peraga dan peraga benda, imajinasi anak dirangsang, perasaannya disentuh dan kesan yang dalam diperoleh. Melaluinya anak belajar dengan semangat dan dapat mengingat dengan baik.
Dalam mengajar, panca indera dan seluruh kesanggupan seorang anak perlu dirangsang, digunakan dan dilibatkan, sehingga ia tak hanya mengetahui, melainkan dapat memakai dan melakukan apa yang dipelajari. Panca indera yang paling umum dipakai dalam mengajar adalah mendengar. Melalui mendengar, anak mengikuti peristiwa demi peristiwa dan ikut merasakan apa yang disampaikan. Seolah-olah telinga mendapat mata. Anak melihat sesuatu dari apa yang diceritakan. Namun ilmu pendidikan berpendapat, bahwa hanya 20% dari apa yang didengar dapat diingat kemudian hari. Kesan yang lebih dalam dapat dihasilkan jikalau apa yang diceritakan “dilihat” melalui sebuah gambar. Dengan demikian melalui mendegar dan melihat akan diperoleh kesan yang jauh lebih dalam. Media mengajar (alat peraga dan peraga benda) seperti: CD Pembelajaran, Peta, Poster/Carta dan lain-lain. dapat menolong anak untuk mengingat dengan lebih baik, yaitu mampu mengingat 50% dari apa yang didengar dan dilihatnya. Dari uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa alat peraga penting untuk menimbulkan perhatian, memberi pengertian yang lebih mudah, memelihara perhatian, dan membantu ingatan.
CD Pembelajaran bermanfaat sekali untuk kegiatan belajar mengajar diantaranya adalah: Memudahkan para pengajar untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik karena didalam CD dapat berisi video dan simulasi yang bergerak, Menghemat produksi buku, Pemanfaatan teknologi yang maksimal, Mudah disebarluaskan, Simpel dan tidak memakan banyak tempat.

Untuk mendapatkan Aplikasi Pembelajaran Bisa kunjungi Dinas Pendidikan provinsi Kalsel Aplikasi PSB akan diberikan secara Gratis....
Sumber : blogdetik.com dan Redaksi

MOTIVASI PENDIDIKAN

MOTIVASI PENDIDIKAN

A. Pengertian Motivasi
Keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar sementara didorong oleh upaya untuk memenuhi keinginan yang dimiliki oleh siswa dalam belajar dan bervariasi tingkatannya. Keinginan-keinginan siswa tersebut merupakan stimulan dari motivasi yang dimiliki.
Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti dorongan, pengalaman dan motivasi. Kata kerjanya ada to motivate yang berarti mendorong menyebapkan dan merangsang.
Perkataan motivasi berasal dari kata motto, yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau dapat juga dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu dan mencapai tujuan.
Sedangkan menurut Hilgart, motivasi adalah suatu keadaan dari diri individu tindakan-tindakan atau mencapai tujuan. Sedangkan Minandi mengatakan, motivasi itu adalah yang terdapat dalam diri individu-individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan. Demikian pula Frederick, J.Mc. Donald menjelaskan motivasi merupakan terasa dalam diri individu atau manusia yang mendorongnya untuk bertindak, serta proses yang berlangsung dalam diri seseorang untuk bertindak.
Sejalan dengan pendapat diatas, Soewarno Handayaningrat menguraikan bahwa motivasi menyangkut reaksi berantai yaitu dimulai dari keinginan yang dirasakan, lalu timbul keinginan atau sasaran yang hendak dicapai, kemudian menyebapkan usaha untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan pemuasan.
Istilah motivasi banyak dugunakan dalam berbagai bidang dan situasi, namun dalam tulisan ini lebih diarahkan pada motivasi dalam bidang pendidikan khususnya dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar, yaitu motivasi yang ditetapkan dalam kegiatan belajar, jadi motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai satu tujuan.
Sejalan dengan pengertian motivasi belajar di atas, S. Nasution mengemukakan bahwa memotivasi murid adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga anak itu mau melakukan apa yang dapat dilakukan. Sedangkan Thomas, M. Nisk mendevenisikan motivasi sebagai usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motiv-motiv pada diri murid yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa seseorang dapat bertindak jika ada kemauan dalam dirinya yang diwujudkan dalam perbuatan kongkrit, disamping itu kemauan yang dimiliki harus dikembangkan dari pihak luar hingga dapat melakukan sesuatu demi mencapai tujuan.
B. Bentuk-bentuk Motivasi
Penerapan tugas sebagai salah satu bentuk/cara untuk membangkitkan motivasi belajar siswa tentu dibutuhkan kehandalan guru sebagai penggerak untuk bagaimana siswa itu termotivasi dan maju untuk melakukan tugas-tugas yang diberikan yaitu :
1. Memberi angka.
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.
2. Hadiah
Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi.
3. Saingan/Kompensis.
Saingan atau kompensis dapat juga dikatakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar sisiwa.
4. Ego-Involment.
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras mempertaruhkan harga diri, adalah salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.
5. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baikperlu dierikan pujian. Pujian ini adalah bentuk Reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
6. Hukuman
Hukuman sebagai reinforment yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa jadi alat motivasi.
C. Fungsi Motivasi
Dalam kegiatan belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha bagi para siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut, Sardiman A.M. mengemukakan tiga fungsi motivasi sebagai berikut :
1) Mendorong manusia untuk berbuat
2) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbutan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.
Disampingitu, ada juga fungsi-fungsi lain seperti mendorong usaha dan pencapaian prestasi. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar.

SEBUAH SOLUSI PERENCANAAN PENDIDIKAN DASAR


APLIKASI “TRIMS”
SEBUAH SOLUSI PERENCANAAN PENDIDIKAN DASAR
Oleh : DR. H. BARDIANSYAH, MM


LATAR BELAKANG
Sesuai dengan ketentuan pasal 4 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal, maka ditetapkanlah Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 yang  menegaskan bahwa Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar adalah tolok ukur kinerja pelayanan pendidikan melalui jalur pendidikan formal yang diselenggarakan oleh daerah atau kabupaten/kota yang bertujuan untuk mengetahui capaian kinerja pembangunan bidang pendidikan, sehingga mampu mendorong pemerintah kabupaten/kota ke arah pengembangan potensi dan pengembangan kapasitas daerah.
Pengembangan kapasitas daerah dimaksud adalah guna meningkatkan kemampuan system atau sarana dan prasarana, kelembagaan, personil serta keuangan dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan untuk mencapai tujuan pelayanan dasar dan/atau SPM pendidikan secara efektif dan efisien dengan menggunakan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik.
Berdasarkan hal tersebut di atas, seharusnya setiap Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan telah memiliki data yang definitive tentang gambaran utuh dari perhitungan Standar Pelayanan Minimal yang telah dicapai oleh masing-masing Sekolah dan dengan data tersebut dapat dihitung pencapaian standar pelayanan minimal pendidikan dasar untuk kabupaten/kota yang bersangkutan sesuai dengan 27 indikator yang harus dipenuhi yang terdiri dari 14 indikator untuk Pelayanan Pendidikan Dasar oleh Kabupaten/Kota dan 13 indikator Pelayanan Pendidikan Dasar oleh Satuan Pendidikan.
Berdasarkan data dan pengamatan dari 13 Kabupaten/Kota se Kalimantan Selatan belum ada satupun Kabupaten/Kota yang memiliki laporan utuh tentang pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar dari Kabupaten/Kota yang bersangkutan yang dapat menggambarkan ke 27 indikator SPM tersebut, sehingga dalam menentukan prioritas pembangunan bidang pendidikan dasar belum sesuai dengan kebutuhan seharusnya dalam pemenuhan pelayanan pendidikan dasar dimaksud. Perencanaan pembangunan pendidikan lebih banyak didasarkan pada keinginan dan belum berdasarkan kebutuhan yang seharusnya dipenuhi.
Masing-masing satuan pendidikan di masing-masing Kabupaten/Kota telah banyak melakukan pendataan, akan tetapi pada umumnya satuan pendidikan hanya sebagai objek untuk mendapatkan data dari berbagai pihak, sedang sekolah tidak dapat menggunakan data tersebut sebagai dasar pengelolaan manajemen satuan pendidikannya sendiri, karena data yang diminta oleh berbagai pihak tersebut terserak dan tidak konsisten sesuai dengan kebutuhan sekolah, akan tetapi menyesuaikan dengan kebutuhan pihak peminta data itu sendiri. Satuan pendidikan semestinya menggunakan data yang telah mereka kumpulkan untuk (1) mengidentifikasi apa yang telah dan belum sekolah miliki (2) menginformasikan perkembangan perencanaan sekolah (3) memonitoring kemajuan sekolah (4) membuat keputusan secara terbuka (5) merespon laporan kabupaten/kota (6) meningkatkan akuntabilitas dan transparansi sekolah (7) memastikan kualitas prestasi sekolah dan (8) membuat profil sekolah yang diperbaharui secara berkala. Dengan pola demikian, maka laporan data sekolah dapat dijadikan dasar penyusunan data kabupaten/kota yang disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan minimal pendidikan dasar dimaksud.
APLIKASI “TRIMS” SEBAGAI SOLUSI PERENCANAAN PENDIDIKAN DASAR
TRIMS (Tool for Reporting and Information Management by School) atau Aplikasi Pelaporan dan Manajemen Informasi Sekolah merupakan system informasi pendidikan yang diharapkan mampu mensinkronkan data yang penting yang telah dikumpulkan oleh satuan pendidikan dalam rangka mendukung monitoring dan evaluasi, pelaporan, kebijakan strategis serta perencanaan dan penganggaran yang berfungsi sebagai pengumpul data yang secara otomatis menyediakan bahan dan informasi bagi satuan pendidikan berupa grafik dan table indicator utama dalam pendidikan termasuk capaian standar pelayanan minimum pendidikan dasar dari satuan pendidikan itu sendiri.
TRIMS sangat berguna bagi satuan pendidikan karena mampu mendorong pemanfaatan data dan informasi, karena satuan pendidikan tidak hanya sebagai pengumpul data tetapi sekaligus sebagai pengguna data, mampu meningkatkan cakupan dan kualitas data baik menyangkut akurasi, relevansi, ketersediaan maupun ketepatan waktu dan mampu menyediakan data dan informasi yang akurat bagi satuan pendidikan dalam penyusunan RKT, RKS, Keuangan serta mnonitoring dan evaluasi pencapaian SPM yang relevan dengan desentralisasi pendidikan saat ini.
TRIMS sangat mudah digunakan karena tidak memerlukan install program atau software baru, membutuhkan skill manusdia yang sangat minimum, meminimalisasi pengetikan, memudahkan validasi data, kesimpulannya singkat dan jelas yang dilengkapi dengan penjelasan singkat dan berbentuk visual serta mudah dikirimkan ke instansi lain karena menggunakan kurang dari 2 MB jika melalui jalur teknologi informasi.
TRIMS sangat mungkin digunakan di masing-masing satuan pendidikan di Kalimantan Selatan, karena untuk mengoperasikan TRIMS setiap satuan pendidikan dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota hanya perlu menyiapkan  satu buah computer PC atau laptop dengan kapasitas yang  umum yang secara pasti dimikili oleh masing-masing Kabupaten/Kota dengan tersedianya Microsoft Office MS Excel baik versi 2003, 2007 atau 2010, seorang atau beberapa orang staf administrasi yang menguasai MS Windows dan MS Excel versi apa saja  dan kemudian dicopikan aplikasi TRIMS secara gratis. Aplikasi TRIMS tersebut telah tersedia di Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan atau setidaknya ada pada Balai Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (BTIKP) Provinsi Kalimantan Selatan. Setelah itu masing-masing staf dimaksud dilatih sebagai operator TRIMS yang hanya memerlukan waktu maksimal 6 jam tatap muka, maka secara otomatis dapat mengoperasikan aplikasi TRIMS tersebut.
OUTPUT Aplikasi TRIMS meliputi :
1. Prosentase Pencapaian SPM
13 indikator untuk Satuan Pendidikan dan 14 indikator untuk Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota termasuk di dalamnya tentang :
  • rasio siswa – rombongan belajar
  • rasio siswa – guru
  • rasio buku - siswa
2. Laporan Sarana dan Prasarana termasuk di dalamnya tentang :
  • rasio siswa – computer
  • rasio siswa – toilet
  • rasio staff - toilet
3. Pencapaian Kualitas Pendidikan yang termasuk di dalamnya tentang :
  • ranking sekolah berdasarkan hasil ujian
  • rata-rata nilai siswa tahun tahun sebelumnya
  • jumlah jam mengajar masing-masing guru
4. Kuantitas dan kualitas guru termasuk di dalamnya tentang :
  • prosentase guru bersertifikasi
  • prosentase guru dengan ijazah D1 – DIV
  • prosentase guru dengan ijazah S1
  • prosentase guru yang melakukan evaluasi belajar
  • prosentase guru yang menyusun RPP
  • prosentase guru yang telatih di TIK
  • prosentase guru tidak tetap
  • prosentase guru berdasarkan jenis kelamin
  • indeks absensi guru
  • kekurangan dan kelebihan guru
  • rasio guru damn non guru
5. Laporan Keuangan Sekolah yang termasuk didalamnya tentang:
  • total pemasukan sekolah tahun yang lalu
  • total pemasukan dari BOS
  • total pengeluaran sekolah tahun yang lalu
  • biaya per siswa per tahun
  • penyerapan dana pemasukan sekolah
  • prosentase BOS terhadap total pemasukan sekolah
  • prosentase siswa yang dibebaskan dari biaya
6. Kesiswaan termasuk di dalamnya tentang :
  • indeks absensi siswa
  • tingkat naik kelas
  • tingkat putus sekolah
  • prosentase siswa tinggal kelas
7. Tingkat Partisipasi termasuk di dalamnya tentang :
  • Pencapaian APK
  • Pencapaian APM
Seluruh output tersebut di atas  divisualisasikan dalam bentuk table dan grafik serta telah tersusun sedemikian rupa, sehingga setiap satuan pendidikan atau Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota hanya tinggal menambahkan ulasan singkat dan narasi sesuai dengan kondisi masing-masing lembaga, maka output tersebut akan menjadi profil lembaga baik tingkat satuan pendidikan maupun Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

URUN REMBUG DAN TINDAK LANJUT
Dari gambaran karakteristik aplikasi TRIMS tersebut, dan uraian tersebut di atas,  jelas tergambar betapa besarnya manfaat dari penggunaan aplikasi tersebut baik bagi satuan pendidikan maupun Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan begitu mudahnya untuk memanfaatkan aplikasi tersebut tanpa harus mempersiapkan anggaran yang besar, karena sebagian besar sarana dan prasarana maupun sumber daya manusia yang diperlukan telah dimiliki sendiri oleh masing-masing satuan pendidikan dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, kecuali hanya memberikan sedikit pelatihan mengoperasikan aplikasi, itupun hanya diperlukan waktu sebentar dan tidak perlu menggunakan kegiatan pendidikan dan latihan, tetapi cukup dengan bimbingan teknis yang tidak lebih dari satu hari bimbingan. Dengan demikian peluang untuk memanfaatkan untuk kepentingan perencanaan pendidikan dasar yang lebih sesuai dengan kebutuhan kinerja (perencanaan berbasis kinerja) sangat mungkin untuk dilakukan sekaligus dapat memberikan hasil yang lebih besar yakni pemberian gambaran utuh tentang tingkat pemenuhan pelayanan SPM pendidikan dasar yang sesungguhnya sebagai tolok ukur pelayanan kinerja bidang pendidika di masing-masing Kabupaten/Kota. Masalahnya sekatrang hanya tinggal pada political will dari masing-masing pemangku kepentingan di bidang pendidikan dalam hal ini komitmen Kepala Dinas Pendidikan dan jajararannya termasuk Kepala Sekolah dan Kepala Madrasah di jenjang pendidikan dasar. Masalahnya sekarang adalah bagaimana menghidupkan political will tersebut agar kebijakan ini bisa diterapkan? Kiranya peran masing-masing DPRD kabupaten/kota sangatlah diperlukan untuk mendorong agar Kepala Dinas Pendidikan dalam mengusulkan anggaran pendidikan telah dilengkapi dengan  profil lembaga secara lengkap dan memuat perhitungan pencapaian SPM yang dipersyaratkan tersebut, sehingga dapat memberikan prioritas pembiayaan pendidikan sesuai dengan tingkat pencapaian SPM tersebut, semoga !

Sains Diajarkan Mulai Kelas IV Sekolah Dasar


Pendidikan sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai mata pelajaran tersendiri diajarkan mulai kelas IV hingga VI SD. Adapun di kelas I, II, dan III SD, pendidikan sains diintegrasikan dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia secara tematik dan integratif.
S Hamid Hasan dari Tim Inti Pengembangan Kurikulum 2013 mengatakan, pengintegrasian IPA dengan pelajaran lain di kelas I, II, dan III SD dimaksudkan agar siswa memahami konsep pendidikan IPA dalam kehidupan masyarakat.
Dalam Desain Induk Kurikulum 2013 yang diserahkan ke DPR, dinyatakan pelajaran IPA di kelas IV SD alokasi waktunya tiga jam per minggu, sementara dalam pelajaran seni budaya dan prakarya, termasuk juga muatan lokal yang dapat memuat bahasa daerah. Pengajaran bahasa daerah dalam muatan lokal diserahkan ke setiap sekolah atau daerah.
sumber : Kompas

Disdik Banjarmasin Setuju Kurikulum Anti Narkoba


BANJARMASIN - Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan menyatakan setuju bila dalam kurikulum 2013 pemerintah pusat memasukkan materi antinarkoba.
Kepala Disdik Kota Banjarmasin Nor Ifansyah menyebutkan telah mendengar rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memasukkan materi anti-narkoba dalam kurikulum nasional 2013.
Materi anti-narkoba rencananya berlaku mulai tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah tingkat atas. Ia mengaku sudah membaca pernyataan Mendikbud M Nuh melalui media online mengenai akan adanya tambahan materi tersebut kelak dalam kurikulum 2013.
Saat ini narkoba benar-benar sudah meracuni anak-anak bangsa tanpa mengenal golongan. Narkoba benar-benar menyesatkan, termasuk sebagian anak sekolah di Banjarmasin dan ini perlu pertolongan segera mencegahnya sebelum makin bertambah parah.
Saat ini pendidikan anti narkoba memang sudah disampaikan secara langsung oleh para guru di sekolah, tapi tidak secara khusus ada materinya. Untuk materi pelajaran tentang anti-narkoba ini, akan diminta bantuan kepada pihak Badan Narkotika Nasional (BNN) karena  lembaga ini memang lebih berkompeten.
"Pokoknya kita menyetujui adanya kurikulum ini, terkait bagaimana selanjutnya, kita menunggu petunjuk jua," tambahnya.
Mendikbud M Nuh menyatakan, melihat seriusnya permasalahan narkoba di Indonesia, maka akan memasukkan materi anti arkoba dalam kurikulum 2013, mulai jenjang SD hingga perguruan tinggi.
Sumber : Antara

Kurikulum 2013 Latih Daya Nalar Peserta Didik

Kurikulum 2013 didesain untuk melatih daya nalar peserta didik.Pendekatan yang diterapkan dalam Kurikulum 2013 yaitu pendekatan saintifik yang melatih daya nalar anak didik. Pendekatan ini juga ditujukan untuk membangkitkan kreatifitas yang berujung pada  inovasi.

Pergantian kurikulum merupakan tuntutan akan kebutuhan peningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.Perubahan kurikulum juga merupakan hal yang genting dan penting. Kurikulum 2013 dipersiapkan  bukan hanya untuk mendidik SDM Indonesia saat ini tapi juga mempersiapkan SDM di  masa depan.Kurikulum 2013 diharapkan dapat membangkitkan kreatifitas SDM Indonesia yang berujung pada kemampuan untuk inovasi di masa depan.

SMK Kekurangan Guru Produktif

Untuk mengatasi kekurangan guru produktif di SMK, Kemendikbud akan menerjunkan 400 mahasiswa dari lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) di tingkat akhir untuk melakukan praktik mengajar di SMK yang masih kekurangan guru produktif.Upaya lain yang dilakukan adalah meminta Kementerian Apatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk menambah kuota dalam merekrut guru SMK.
Dari 161.656 guru SMK, baru 22 persen guru produktif yang ada di SMK-SMK. Idealnya, SMK membutuhkan paling tidak 50 persennya.
Yang termasuk guru produktif adalah para guru yang mengajar tentang keterampilan praktik, seperti industri, otomotif, dan mesin. Banyak terjadi kekurangan di bidang TIK, kelautan, dan kesehatan.
sumber : Pikiran Rakyat